Kamis, 23 April 2015

BERUSAHA KERAS MERAIH IMPIAN

“BERUSAHA KERAS MERAIH IMPIAN”
            Impian adalah suatu keinginan, harapan maupun cita-cita yang ada pada diri seseorang. Kunci keberhasilan seseorang berawal dari sebuah harapan dan cita-cita yang kita bekali dengan usaha serta berdo’a kepada allah Swt. Maka insyaallah yang kuasa akan meridhoi kita.
            Nah mengapa demikian ? saya mengambil judul biografi saya ini karena sebagai gambaran impian (cita-cita) saya setelah sukses nanti. Semoga hidup saya lebih berarti terutama bagi kedua orang tua, bagi saudara-saudara, maupun bagi siapa saja di dunia ini dan yang sangat terpenting bagi orang saya sayangi. Baiklah saya akan uraikan biografi saya berikut ini :
·         Episode 1 (Riwayat Kelahiran dan Kehidupan Keluarga)
            saya bernama Fatmila adalah sosok putri yang terakhir dari darah kedua orang tua saya yang bernama bapak Meslan dan ibu Kajarmi. Saya merupakan anak kedua dari dua bersaudara saja. Saya dilahirkan disebuah desa yang paling sederhana, desa tersebut benama desa Sepotong, kecamatan Siak Kecil, kabupaten Bengkalis pada hari rabu bertepatan pada tanggal 07 februari 1996. Sama halnya dengan kedua orang tua saya juga lahir di desa tersebut. Bapak lahir pada tanggal 01 juli 1964 sedangkan ibu lahir pada tanggal 02 maret 1967. Di samping itu kakak saya lahir pada tanggal 11 juli 1990 yang saat ini sudah berkeluarga.
            Keluarga saya hidup penuh dengan kesederhanaan yang ada, namun dari sisi positifnya tetap bahagia dan saling menyayangi tali persaudaraan. Meski bapak saya hanya seorang petani sawah serta ibu bekerja sebagaimana ibu rumah tangga. Namun di balik itu saya sebagai putri satu-satunya yang bisa melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi Universitas Islam Riau ini di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dengan program studi bahasa dan sastra Indonesia. Insyaallah kuliah ini tidak harus membebani kedua orang tua, bahkan saya kuliah dengan biaya yang bisa meringankan beban kedua orang tua. Karena saya bangga telah mendapatkan beasiswa walaupun hanya dari pemerintah provinsi.
            Selanjutnya mengenai alamat rumah saya itu masih tetap di tanah kelahiran keluarga yaitu di desa Sepotong berdekatan dengan saudara-saudara atas bagian bapak dan bagian ibu. Nah kalau alamat saya yang sekarang tentu saja di Pekanbaru, tepatnya di Marpoyan  jalan air dingin gang takwa 06, karena saya disini merantau ke tanah orang demi melanjutkan jenjang pendidikan dan yang terpenting pasti menjamin keberhasilan dan kesuksesan saya nantinya. Baik hanya ini seputar  kehidupan keluarga saya selanjutnya memasuki episode berikutnya.

·         Episode 2 (Memulai Pendidikan di Sekolah Dasar)
            Memasuki usia 6 tahun maka saya memasuki sekolah dasar negeri 06 siak kecil. Memang pada zaman saya belum ada sekolah taman kanak-kanak yang seperti sekarang ini. Jarak tempuh rumah saya ke sekolah dasar itu tidak begitu jauh mungkin hanya 1 kilometer. Di sekolah dasar ini pemandangannya cukup indah, karena dipenuhi tanaman-tanaman penghijauan.
            Sejak di sekolah dasar tersebut saya sudah memulai belajar bersunggu-sungguh dan terus berusaha untuk meraih harapan dan impian yang saya cita-citakan. Walaupun di sekolah dasar saya tidak pernah mendapatkan juara kelas namun saya tetap bersabar dan tawakal. Selama 6 tahun saya duduk di sekolah dasar pergi dan pulang ke sekolah menegandarai sepeda bersama teman-teman dekat saya. Tetapi di balik itu terdapat perbedaan dengan beberapa teman yang pergi pulangnya diantar jemput oleh orang tuanya. Memang kalau saya dari kecil sebelum memasuki sekolah dasar sudah diajarkan sepeda oleh bapak saya, waktu itu saya sangat bersemangat dan senang ketika belajar mengendarai sepeda tersebut walaupun sepeda yang saya kendarai sudah sepeda bekas kakak saya dan saya belum pernah merasakan mengendarai sepeda baru. Tetapi tidak apa-apa saya sudah senang dan yang terpenting saya bisa mengendarai sepeda.
            Zaman dahulu itu di tempat saya belum ada buka sekolah taman kanak-kanak, jadi sebelum memasuki sekolah dasar saya mendapatkan didikan belajar dari orang tua sendiri dan juga saya sudah belajar mengaji dengan mengawali pelajaran Iqro’. Mulai dari mengenal dan menyebutkan huruf abjad, huruf hijaiyah, serta berhitung dari angka yang terkecil-terbesar. Tetapi waktu itu saya belum bisa membaca tulisan , setelah duduk dibangku kelas 1 sekolah dasar baru bisa membaca dan Alhamdulillah bisa lancar membaca.
            Di sekolah dasar dulunya saya bercita-cita ingin menjadi seorang dokter, entah karena apa saya dulu begitu antusias melihat para ibu dan bapak dokter karena telah berjasa bisa menyembuhkan orang sakit. Namun seiring berjalannya waktu keinginan untuk menjadi seorang dokter itu segera berubah setelah saya lulus dari sekolah dasar tersebut. Selain dari sekolah dasar, saya juga mendapatkan didikan dari sekolah madrasah yang waktunya pada sore hari dari pukul 14.00-16.00 WIB. Walaupun hanya 4 tahun di sekolah madrasah tetapi banyak pengetahuan saya dibidang agama. Seperti pelajaran fiqih ibadah, sejarah kebudayaan islam, akidah akhlak dan bahasa arab. Belajar di sekolah madrasah sewaktu itu hanya 4 mata pelajaran dan hari belajarnya pun hanya 4 hari yaitu hari senin-kamis. Selain itu di sekolah dasar tepatnya dihari sabtu sore saya juga mengikuti organisasi ekstrakurikuler yaitu organisasi pramuka karena saya juga hobi dan menyenangkan serta banyak pelajaran dan pengalaman yang saya dapatkan.
            Dalam kondisi dan situasi seperti di atas, pagi di sekolah dasar, sore di sekolah madrasah dan malamnya saya harus belajar mengaji. Walaupun terlebih dahulu sebelum sekolah saya sudah belajar dan bisa mengaji serta pernah mengikuti acara musabaqah tilawatil qur’an namun saya akan tetap terus belajar. Karena orang belajar menimba ilmu itu tidak mengukur usia, tetapi dari buayan sampai ke liang lahat. Maka dari itu sejak dari sekolah dasar sampai sekarang saya harus bisa memanajemenkan waktu demi kesuksesan dan keberhasilan saya kedepan. Akhirnya di sekolah dasar Alhamdulillah setelah ujian nasional maka saya lulus dalam jangka waktu 6 tahun.

·         Episode 3 (Memasuki Jenjang Sekolah Menengah Pertama)
Memasuki usia 12 tahun maka saya melanjutkan jenjang pendidikan di sekolah menengah pertama negeri 3 Siak Kecil, kabupaten Bengkalis. Saat itu sekolahnya agak jauh jarak tempuhnya dari rumah saya, akan tetapi pergi dan pulang sekolah waktu itu saya masih juga mengendarai sepeda. Memasuki sekolah menengah pertama itu terutama pasti terdaftar nama saya dan dengan mengawali suatu kegiatan yang biasa disebut MOS (masa orientasi siswa) selama 3 hari, dan pada hari pertama MOS saya sempat jatuh pingsan saat upacara bendera dimulai. Entah mengapa saya juga tidak tahu dan sama sekali tidak sadar apa yang terjadi pada diri saya. Tetapi Alhamdulillah sekitar beberapa menit saya diangkat dan masuk ke dalam ruangan maka saya sudah sadar. Keesokan harinya 2 hari berturut-turut menjalani kegiatan MOS dan membuat saya penuh dengan rasa kesenangan, rasa kedisiplinan, serta penuh kebersamaan antara satu dengan yang lain.
Dengan demikian proses belajar mengajar pun di SMP ini telah berjalan langsung dan memulai hidup belajar yang baru. Alhamdulillah selama 3 tahun di SMP ini saya bisa meraih juara 2, 3 dan terkadang juga menurun nilai yang pernah saya dapatkan sehingga saya tidak mendapat juara 3 besar akan tetapi masih tetap menduduki posisi di 10 besar. Saya mesti bersyukur bisa menduduki juara 10 besar alangkah bahagianya saya karena di SD tidak pernah meraih juara. Nah dengan mendapatkan juara ini maka saya termotivasi akan tetap terus belajar dan mempunyai keinginan untuk menjadi seorang guru nantinya. Karena saya berfikir tanpa adanya guru maka kita tidak bisa menduduki di bangku SMP, SMA, universitas, dan bahkan kita tidak bisa membaca, menulis, menghitung dan lain sebagainya. Pandangan seperti ini membuat saya tetap teguh pendirian untuk menjadi seorang guru. Oleh karena itu saya terus berusaha demi meraih impian, keberhasilan, kesuksesan saya nantinya meskipun berawal dari sebuah pengorbanan pada diri saya.
            Pendek cerita, selama 3 tahun di SMP saya sudah lulus. Namun sebelum itu sungguh banyak persiapan yang harus disiapkan ketimbaang di sekolah dasar dulu. Terutama persiapan untuk menghadapi ujian nasional itu harus benar-benar matang dan membutuhkan keseriusan. Saya berfikir ujian nasional di SMP ini cukup ngeri dan saya sempat juga ketakutan. Tetapi saya tetap jalani dengan usaha bersungguh-sungguh disertai do’a sehingga sewaktu menjalani ujian nasional ini saya tidak takut lagi. Saya selalu berfikir optimis dan merasa yakin pasti bisa. Akhirnya saya lulus dari SMP ini dan kedua orang tua saya segera mengadakan acara syukuran kecil-kecilan spesial untuk saya sendiri dan mengundang beberapa tetangga serta dihadiri oleh saudara-saudara keluarga saya.
           
·         Episode 4 (Memasuki Jenjang Sekolah Menengah Atas-Universitas)
            Setelah lulus dari SMP maka saya melanjutkan ke sekolah menengah atas. Karena memang itu sudah keinginan dan kemauan dari hati saya sendiri. Dan akhirnya pun kedua orang tua saya mendukung untuk memasuki sekolah menengah atas negeri 1 Siak Kecil kabupaten Bengkalis. Jarak tempuh dari rumah saya ke SMA ini kira-kira 11 kilometer maka saya memulai mengendarai sepeda motor. Yang dahulunya masa SD dan SMP masih mengendarai sepeda, kini telah berganti sepeda motor karena mengingat jarak tempuh yang agak jauh dari rumah saya.
            Meskipun jauh namanya menuntut ilmu maka tidak mengukur jarak tempuhnya. Demi meraih impian, selagi saya mampu dan bisa, maka akan tetap saya lakukan. Ketika memulai masuk SMA, masih sama halnya seperti SMP yang berawal dengan kegiatan MOS (masa orientasi siswa) selama tiga hari. Dari kegiatan MOS tersebut saya bertambah pengalaman dalam kedisiplinan maupun wawasan bagaimana berfikir yang mandiri dan selalu optimis.
            Singkat cerita, memasuki kelas XI saya memilih jurusan IPA (ilmu pengetahuan alam). Karena telah terdaftar memasuki juara 10 besar maka para guru dan orang tua saya pun memberi dukungan untuk masuk ke jurusan IPA. Dan Alhamdulillah saya mampu untuk menjalani semua pelajaran di bidang IPA ini. Di samping itu semasa SMA ini saya juga mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yakni pramuka. Karena saya juga minat walaupun hanya sekedar mengikuti saja untuk menambah wawasan dan pengalaman hidup saya.
            Dengan demikian, memasuki kelas XII saya tidak mengikuti organisasi pramuka lagi. Karena saya butuh kefokusan untuk persiapan menghadapi ujian nasional. Saya berusaha sungguh-sungguh sebelum tiba ujian nasional tersebut. Dengan mengikuti bimbel (bimbingan belajar) mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, bahasa inggris, kimia, fisika, dan biologi. Waktu bimbel itu pada sore hari yakni dari pukul 14.00-16.00 WIB. Selain itu pada hari minggu ataupun hari libur lainnya saya juga masih belajar bersama kelompok belajar dengan teman-teman yang berdekatan dengan rumah saya. Tidak terasa kini tiba saatnya ujian nasional, maka saya bersama teman yang lainnya menghadapi dengan sangat-sangat serius. Akhirnya seluruh siswa kelas XII SMAN 1 Siak Kecil berkat do’a bersama Alhamdulillah tanpa terkecuali telah lulus semua. Saya bersama teman-teman dan para guru semuanya merasakan tangis bahagia.
            Esoknya, maka saya mulai mendaftar untuk masuk ke perguruan tinggi dan Alhamdulillah saya diterima di universitas islam Riau ini dengan jurusan FKIP program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia atas keinginan hati saya sendiri. Mengawali kegiatan ospek selama 4 hari dengan atribut yang sangat unik itu membuat saya lucu. Di dalam 4 hari tersebut maka saya begitu banyak mempunyai teman baru, bahkan ada agenda pengenalan akademik dari abang dan kakak senior saya. Hal tersebut menyenangkan, dan saya juga merasa lebih dewasa karena menjadi mahasiswa. Sebutan “maha” membuat saya bangga sebab akan menjadi orang besar dan dan terdidik di perguruan tinggi ini saya harus benar-benar bersungguh demi masa depan saya nantinya. Dan Alhamdulillah saya sekarang sudah menginjak ke semester 2.
            Di perguruan tinggi ini saya mempunyai sebuah keinginan untuk menjadi seorang dosen. Entah mengapa seiring berjalannya waktu, fikiran saya ingin sekali becita-cita menjadi seorang dosen. Maka dari itu saya terus-menerus untuk berusaha dengan jalan yang benar dan tidak lupa tingkatkan belajar saya. Memang kata orang sulit untuk menjadi seorang dosen, namun di hati saya sangat kuat untuk terus maju. Meskipun di semester 1 saya mendapat index prestasi hanya 3,73 tetapi saya mesti bersyukur kepada yang maha kuasa. Bila sukses nanti saya pasti bisa membuat orangtua senang dan bangga. Rencana yang ada dalam diri saya kedepan saya pengen menjadi dosen tetap di universitas islam Riau ini. Dari sekarang saya bersungguh-sungguh dalam belajar, namun saya juga mengikuti organisasi himpunan mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
            Untuk menjadi mahasiswa sukses, tentu cukup banyak rintangan yang dihadapi. Namun saya tetap teguh pendirian dengan bekal ibadah yang benar, akidah yang yang kuat, akhlak yang baik, bisa menjaga waktu, teratur dalam urusan, dan bermanfaat untuk orang lain.

·         Episode 5 (Hal Menarik yang Pernah Terjadi Dalam Hidup Saya)  
Kalau membicarakan hal menarik ini dalam kehidupan saya tidak begitu banyak. Cuma menurut saya hal yang paling menarik selama ini baru saja terjadi beberapa pekan lalu yaitu mengikuti kemah bakti sosial mahasiswa pada tanggal 20-22 februari. Sebab kalau dibandingkan dengan masa SMA dulu sangat jauh letak perbedaannya.
Kemah bakti kemarin di kabupaten Kampar kiri, tepatnya disuatu desa yang bernama “Gema”. Di desa Gema ini pemandangannya cukup indah karena berada di tepi sungai yang airnya berwarna hijau, cukup jernih, dan terus-menerus mengalir. Membuat mata ini memandang tidak jenuh, namun selalu ceria dan gembira. Karena selama hidup saya, baru kali ini bisa merasakan dan menikmati suasana indahnya di tepi sungai sekaligus bisa beraktifitas seperti mandi, cuci piring dan lain sebagainya yang bisa dilakukan di tepi sungai tersebut. Saya merasa sanga-sangat heran, heheee… karena di tempat saya kabupaten Bengkalis tidak ada sungai yang seindah sungai di Kampar ini pokoknya di Kampar pemandangannya is the best, tiada penyesalan sedikit pun.
Selama 3 hari 2 malam dalam kegiatan KBSM tersebut, saya dibekali pengetahuan, rasa kebersamaan, serta rasa solidaritas kepada masyarakat maupun beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Walaupun tidak banyak yang saya pahami, namun intinya saya bisa  lebih berfikir positif dan bersikap dewasa serta hidup lebih mandiri. Mungkin hanya seperti inilah gambaran hal menarik yang terjadi dalam hidup saya yang berawal dari adanya kegiatan KBSM yang di dalamnya tertuang cuplikan kenangan kebersamaan satu untuk semua. Andai bumi bisa diputar kembali, saya sangat pengen mengulangi lagi saat-saat seperti ini. “kebersamaan antar sesama  umat manusia akan  membawa tali persaudaraan yang erat serta terjalinnya ukhuwah islamiyah”. Cukup sekian saya ucapkan terimakasih.        
                                       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar