Nama :
Fatmila
NPM :
146210168
Kelas :
3 A
Mata Kuliah :
Pembelajaran Sastra
Tugas Individu :
Analisis Novel
Analisis novel yang berjudul “Di Bawah Lindungan Ka’bah” karya Hamka
:
Hasil analisis
novel yang berjudul “Di Bawah Lindungan Ka’bah” karya hamka ini novelnya bagus
bagi pembaca dan kehidupan yang pantas ditiru, terutama pada nilai-nilai
religinya. Pada novel ini peran utamanya bernama Herjunot Ali sebagai hamid.
Kehidupan hamid ini sangat malang ditinggal oleh ayahanda tercinta sehingga
hidupnya dengan ibu yang hidup serba kecukupan. Setiap hari hamid ini menjual
kue-kue buatannya sendiri keliling kampung. Selain itu, novel ini juga menceritakan
kehidupan seorang pria dan wanita yang mempunyai rasa kasih sayang namun tidak
sampai keanak cucu. Mereka saling mencintai tetapi terdapat perselisihan
diantara kelurganya yang tidak menyukainya. Pada akhirnya mereka dijemput
pulang kerahmatullah secara bersamaan, ketika si pria ini sedang mengelilingi
ka’bah dan wanita yang sedang membaca surat saat dikampung.
Berikut daftar
nama-nama peran tokoh pada novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” :
1.
Herjunot
Ali : Hamid
2.
Laudya
Cynthia Bella : Zainab
3.
Niken
Anjani : Rosna
4.
Tarra
Budiman : Saleh
5.
Jenny
Rahman : Mak Hamid
6.
Widyawati
Sophiaan : Mak Asiah
7.
Didi
Petet : H.Jafar
8.
Leroy
Osmani : Rustam
9.
Ajun
Perwira : Arifin
10.
Ahmad
Setyadi : H.Sidik
11.
Ike
Muti : Rustam
Berikutnya analisis unsur intrinsik
dan ekstrinsik pada novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” sebagai berikut :
1.
Tema : Menceritakan
kehidupan masyarakat yang religius, taat
pada perintah agama
2.
Alur : Maju
3.
Latar : 1) Tempat : Di
suatu kampung, Di Padang, dan Di Mekkah.
2)
Suasana : Mengharukan, menyedihkan.
3)
Waktu : pada tahun 1919, 1922, siang hari, sore hari, dan malam hari.
4. Penokohan : 1) antagonis : tokoh utama
yaitu Hamid yang bersikap
baik, jujur, penyabar, fanatik terhadap agama,
serta berani bertanggung jawab.
2)
tritagonis : tokoh lawan (jahat) yaitu Mak Zainab yang kurang suka dengan sikap
dan kepribadian
hamid sehingga ia mempunyai rasa benci
kepada Hamid.
3)
protagonis : tokoh pembantu ini terdapat Mak Hamid, H.Jafar, H.Sidik, dan lain
sebagainya.
5.
Sudut Pandang : orang pertama
pelaku utama.
6.
Gaya Bahasa : Bahasa yang
digunakan Bahasa Indonesia.
7.
Amanat/pesan : Hidup taat
pada agama itu akan menjaga kemurnian manusia, sehingga kehidupan yang berawal
dari kesusahan itu sebaiknya harus dijalani dengan
kesabaran dan tawakal maka akan terciptanya
cita-cita, dan harapan yang berasal dari
niat hati kita sendiri.
8.
Nilai Moral : Kehidupan
seseorang yang bermasyarakat, yakin akan adanya sesuatu, bertanggung jawab
serta dan
tekad yang besar terhadap sesuatu.
9.
Nilai Religius : Seseorang
yang fanatik terhadap agama itu sangat mencerminkan kehidupan yang suci kelak
nanti dan akan
membawa kebenaran terhadap sikapnya selama
di dunia.
Analisis novel yang berjudul “Ayat-ayat Cinta” karya Habiburrahman
El shirazy:
sinopsis singkat.
Novel ini bercerita tentang kisah percintaan
yang di balut dalam ajaran-ajaran islaminya yang sangat kental. Kisah berawal
dari seorang mahasiswa bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang
mahasiswa Universitas Al-azhar, Mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat
temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka tinggal di apartemen
sederhana. Mereka mempunyai tetangga yang sangat baik dan akrab dengan mereka,
yaitu keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros mempunyai istri bernama Madame Nahed,
dan dua orang anak mereka Maria dan Yousef. Keluaraga Tuan Boutros adalah
keluarga Kristen Koptik yang sangat taat. Putri sulung mereka yang bernama
Maria, ia gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik, namun ia suka pada
Al-Quran. Ia bahkan hafal beberapa ayat Al-Quran, diantarnnya adalah surat
Maryam. Sebuah surat yang membuat dirinya merasa bangga.
1. Unsur intrinsik novel
a.Tema
Tema yang
diangkat dari novel ayat – ayat
cinta mengisahkan tentang kehidupan sosial mahasiswa Al – Azhar dan pendidikan dakwah,yaitu
perjuangan Fahri dalam menuntut ilmu di Kairo, Mesri.
b. Tokoh
- Fahri :” ‘hei Fahri,panas – panas begini kau mau kemana?’ “(hal.22).
- Maria :”Maria gadis yang uniok. Ia seorang kristen
koptik...”(hal.23).
- Noura :”.... Namanya Noura. Nama yang indah dan
cantik...”(hal.73).
- Aisha :” Aisha melihat jam tangannya....”(hal.94).
- Tuan Boutros :” ‘...agar kau mengetahui bagaimana perasaan Maria
terhadapmu sebenarnya ‘ kata Tuan Boutros”(hal.369).
- Madame Nahed :” ‘...nyawa Maria ada di tanganmu’ ucap Madame Nahed dengan...”(hal.375).
- Syaikh Ahmad :” usai shalat,aku menyalami syaikh Ahmad...”(hal.30).
- Rudi :” Rudi keluar kamarnya dengan ceria....”(hal.59).
- Saiful :” ‘kalau ini usul yang sulit ditolak’sahut Saiful”(hal.70).
- Hamdi : “ ‘...beli juga tamar hindi ya?’...sahut Hamdi”(hal.70).
- Syaikh Utsman :” ‘...pertanyaan Syaikh Utsman...maksud Syaikh
bagaimana?’ “
- Nurul : “ ‘Nurul sendiri bagaimana?’...”(hal.228)
- Yousef :” ‘...dia tidak bisa lepas untuk memikirkan
dirimu,...sampai akhirnya jatuh sakit’ Yousef meneteskan air mata “(hal.342).
- Magdi :” ‘Insya Allah’ jawab Magdi “(hal.348).
- Paman Eqbal:” ‘bagaimana Amru?’ tanya Paman Eqbal”(hal.348).
c.Penokohan
Fahri :
-Peduli: “aku merasa Noura seperti adik kandungku
sendiri....Tapi aku merasakan apa yang Noura rasakan”(hal.136).
Maria :
-Kritis : “ ‘Fahri, aku geli sekali mendengar perkataan
doktor Sorbonne itu. Dia orang Arab, juga muslim. Tapi bagaimana bisa
mengatakan hal yang stupid begitu.aku saja yang koptik bisa merasakan betapa
indahnya al-quran dengan alif laam miim (hal.26).
Aisha :
- penurut : “ ‘Aisha, temani Maria dan ceritakan padanya semua
yang sedang aku alami...’
‘ insya Allah, aku akan melakukan tugasku
dengan baik....”(hal.382).
Noura :
- penakut : “ ‘...mereka menanyakan padaku siapa yang
telah menghamiliku.aku tak mau berterus terang bahwa Bahadur yang
menghamiliku dengan memperkosaku....’
‘ akhirnya aku berbohong pada mereka yang
menghamiliku adalah Fahri. Sebab aku sangat mencintai Fahri dengan harapan
Fadri nanti mau menikahiku...’ “
Tuan Boutros :
-kalem : “tuan Boutros menggurutu giginya....tapi mukanya
tetap tenang memendang ke depan...”(hal.125).
Madame Nahed :
-penyayang :” ‘tolonglah, aku tak mau kehilangan Maria’ “(hal.366).
d.Sudut Pandang
sudut pandang
yang digunakan pengarang adalah sudut pandang orang pertama.hal tersebut dapat
dilihat dari bagaimana cara pengisahannya yang menggunakan kata “ aku”dalam novel tersebut.
e.Latar
a. Mesir
Kairo Al-azhar
“Tengah
hari ini, kota Kairo seakan membara.
b. Flat
“Memang,
istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman
daripada berjalan ke luar rumah, meski sekadar untuk shalat berjamaah di
masjid.
c. Masjid
“Panggilan
iqamat terdengar bersahut-sahutan.
d. Rumah sakit
“Menjelang
maghrib Dokter Ramzi Shakir memberi tahu setelah melihat hasil foto CT scan
kepalaku, aku harus dioperasi.
e. Restoran
“Akhirnya
tian Boutros memarkir mobilnya di halaman sebuah restoran mewah. Cleopatra
restaurant namanya. Terletak di pinggir sungai Nil. Bersebelahan dengan good
shot dan maadi yacht club”.
f. San
Stefano, Alexandria
“Selesai
pelatihan kami mempersiapkan segala sesuatu untuk pergi ke Alexandria. Dengan
cermat Aisha mendata semua keperluan yang harus dibawa”.
g. Penjara
“Aku
dibawa ke markas polisi Abbasca. Diseret sperti anjing kurap. Lalu diinterogasi
habis-habisan, dibentak-bentak, dimaki-maki dan disumpahserapahi dengan
kata-kata kotor”.
h. alur
1.
Tahap perkenalan :
Pada saat Fahri mulai berpendidikan di Universitas Al-Azhar dan tinggal di flat
bersama reka mahasiswa dari Indonesia, kemudian kenal dengan tetangga dekatnya
yaitu Maria sekeluarga.
2. Tahap pertikaian :
Dimulai pada saat mal hari disana ada gadis
yang disiksa, dan gadis itu adalah Noura, dia disiksa dibawah dekat flat Fahri
dan kedengaran oleh Fahri, dia hendak mau menolong, tapi Fahri enggan, karena
dia seorang gadis perempuan, kemudian dia meminta tolong Maria untuk menolong
Noura, walaupun Maria takut oleh Bahadur ayah Noura, dia terpaksa dan akhirnya
Noura tertolong dan Noura di titipkan di Nurul.
3. Tahap klimaks :
Saat Fahri di dalam penjara di tuduh dan di siksa habis-habisan dan dan
dipenjara di bawah tanah, krena telah menghamili Noura gadis yang ditolong
Fahri dari kekejaman Bahadur, disana Fahri mengalami kesediahan yang luarbisa
karena pertama. Penyiksaan dan di tahan dalanm penjara bawah tanah, sedangkan
Aisah sedang mengalami hamil yang pertama,kedua.
4. Tahap peleraian :
Akhirnya jalan satu-satunya Fahri terpaksa menikahi Maria yang terbaring koma, karena
alasan dia akan sembuh apabila di sentuh oleh Fahri, serta Fahri tertekan akan
beberapa hal termsauk dari Aisah dan orang tua Maria.
5.
Tahap akhir :
Fahri memiliki dua orang istri yang sholeh yang pertama Aisah dan yang Kedua
Maria yang masih sakit-sakitan karena dia terlalu emosi pada saat persidangan,
dan akhirnya maria di rawat kembali, dan pada saat dia dirawat ada keanehan
yang terjadi pada Maria, yaitu maria tertidur dan bermimpi tiba di 7 pintu
sorga dan dia mau masuk karena kenikmatanya, ternyata dia tidak di perbolehkan
masuk samapai pintu keenam dan pintu terakhir dia bolh masuk tapi dengan syarat
yaitu pertama harus mempunyai wudlu dan syahadat, kemudian dia kembali pulang
dan seseorang itu menunggu kembalinya Maria.
6. Menganalisis dari segi
amanat
Dalam novel Ayat Ayat Cinta ini dapat diambil
amanat atau hikmahnya yaitu dalam merencanakan sesuatu pasti akan ada halangan
dan rintangan yang menghadang, tujuan yang hendak dicapai didepan mata belum
tentu akan berjalan denga\n mulus. Semakin banyak ilmu atau pengetahuan
yang di terima atau di dapat, maka semakin banyak pula hambatan dan godaan yang
harus dilewati dan dipecahkan. Dengan hati yang sabar dan ikhlas kita hatus
yakin akan bahwa pasti ada hikmah di balik itu semua.
B. Waktu
a. Siang hari
“Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara.
Matahari berpijar ditengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan
menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka”.
(Ayat Ayat Cinta, 2005:15)
Terbukti bahwa waktu berlangsungnya terjadi
pada siang hari yaitu terlihat dari kata tengah hari ini. Kata tengah hari ini
membuktikan bahwa telah menunjukkan waktu siang hari.
C. Suasana
a. Menyedihkan
“Ia tetap tersenyum. Menatapku tiada berkedip.
Perlahan pandangan matanya meredup. Tak lama kemudian kedua matanya yang benig
itu tertutup rapat, kuperiksa nafasnya telah tiada. Nadinya tiada lagi
denyutnya. Dan jantungnya tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa menahan
derasnya lelehan airmata. Aisha juga. Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun”.
b.Menyenangkan
Suasana menjadi sangat menyenangkan ketika
Aisha dan Fahri sedang melangsungkan pernikahan di sebuah masjid. Betapa
senangnya mereka berdua beserta para kerabat dekatnya.
c.Menegangkan
“Persidangan
kedua sangat menegangkan. Tuan Boutros hadir
memberikan kesaksiannya. Beliau
membantah keteranagn Noura”.
g.Amanat
1. Semua rencana yang dijalankan manusia tidak
akan berdaya apa – apa
terhadap rencana tuhan.
2. Hendaknya dapat saling tolong menolong
terhadap sesama umat manusia.
3. Bersabarlah dalam menghadapi segala cobaan.
4. Ketika kita dalam keadaan memilih,
berserahlah kepada tuhan.
5. Takdir tuhan berada diujung usaha manusia.
h.Nilai – nilai yang terkandung
1. Nilai
sosial
:
Hidup di negeri orang harus saling membantu dan
melengkapi....(hal.65)
2. Nilai
keagamaan :
Tidakkah kalian dengar sabda nabi “ barangsiapa yang menyakiti ahli zhimmi,
maka aku akan...(hal.50)
3.Nilai pendidikan
:
“ Kita
mengamalkan hadis nabi,tahaadu tahaabbu seringlah kalian memberi
hadiah...(hal.112)
4.Nilai kemanusiaan :
Aku paling tidak tahan mendengar perempuan
menangis.(hal.74)
5.Nilai budaya
:
Orang mesir memang suka bicara, kalau
sudah bicara ia merasa benar sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar